Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Metode Pembelajaran
Metode adalah cara
yang diterapkan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
keadaan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Sanjaya
(2006:145). Menurut Sagala (2006:169) metode mengajar adalahcara yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasikan kelas pada umumnya atau menyajikan pelajaran pada khususnya.
Berdasarkan dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan suatu bahan pelajaran pada suatu situasi tertentu.
Pembelajaran Kooperatif
Secara sederhana
pembelajaran “kooperatif” berarti mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu tim
(Isjoni, 2007:6). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan
menggunakan kelompok kecil, sehingga siswa dapat bekerjasama untuk
memaksimalkan pembelajaran mereka (Utomo, 2004:131).
·
Menurut Ibrahim (dalam Isjoni, 2007:27) pada
dasarnya metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan yang penting, yaitu:
a)
Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran
kooperatif meskipun mencakup beberapa tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi
siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.Beberapa ahli berpendapat bahwa
metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
b)
Penerimaan
terhadap perbedaan individu
Tujuan lain metode
pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas, sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
c)
Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif
adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan-keterampilan sosial penting akan dimiliki siswa, sebab saat ini
masih banyak anak muda yang masih kurang dalam keterampilan sosial.
· Tiga konsep sentral yang menjadi
karakteristik pembelajaran kooperatif (Slavin dalam Isjoni, 2007:21-22).
a)
Penghargaan kelompok
Pembelajaran
kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan
kelompok.Penghargaan kelompok
diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
b)
Pertanggung jawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran
individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam
belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap
anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainya secara mandiri tanpa
bantuan teman sekelompoknya.
c) Kesempatan yang sama untuk mencapai
keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring
yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang
diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini,
setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama
memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2007:54).Dalam penyelenggaraan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok belajar yang heterogen, dengan menggunakan pola kelompok asal dan
kelompok ahli.Jumlah siswa yang bekerjasama dalam masing-masing kelompok harus
dibatasi agar kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif.Edward (dalam Isjoni, 2004:55) mengatakan kelompok
yang terdiri dari 4 siswa terbukti sangat efektif. Sedangkan menurut Nurhadi
dkk (2004:65) tiap anggota kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Dengan menyimpulkan beberapa uraian pendapat di
atas, peneliti dalam menyelenggarakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
tiap anggota kelompok dibatasi 5 atau 6 siswa. Jumlah siswa yang bekerjasama
dalam masing-masing kelompok harus dibatasi agar kelompok yang terbentuk dapat
bekerjasama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan
produktifitasnya (Isjoni, 2007:55).
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
siswa dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kelompok kecil, tiap anggota kelompok
terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Kemudian siswa
berkumpul dikelompok asal untuk menerima subpokok bahasan atau submateri.
Materi yang akan diterapkan dalam pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw,
harus materi yang dapat di pecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
membutuhkan waktu yang cukup lama terutama jika siswa baru pertama kali diajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Salah satu cara untuk
mengatasinya adalah membagi kelompok, dan menjelaskan prosedur pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada awal pertemuan.
Adapun langkah-langkah dalam penyelenggaraan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah:
(1) Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal
dan kelompok ahli. Dalam setiap kelompok asal terdiri dari 5 atau 6 siswa
dengan karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen. Kemudian mereka
berkumpul dikelompok asal untuk menerima submateri, dan diberi waktu untuk
mempelajarinya sebentar.
(2) Siswa disuruh berkumpul pada kelompok ahli
masing-masing untuk berdiskusi tentang submateri yang diterima.
(3) Setelah masing-masing perwakilan tersebut
selesai berdiskusi pada kelompok ahli, kemudian kembali ke kelompok asal
masing-masing untuk saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya.
(4) Siswa diberi tes atau kuis. Tes dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah tercapai. Setelah tes dilakukan, maka guru
melanjutkan penghitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok.
Penghitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan skor dasar atau
skor awal. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksudkan untuk memperoleh
prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Pedoman pemberian skor
perkembangan individu menurut Ismono dkk (2000:57) disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2.1
Pedoman pemberian skor perkembangan individu
Skor Tes
|
Skor Perkembangan Individu
|
a. Lebih dari 10 poin di
bawah skor dasar
b. 10 poin di bawah sampai
1 poin di bawah skor dasar
c. Skor dasar sampai 10
poin di atas skor dasar
d.
Lebih dari 10
poin di atas skor dasar
e. Pekerjaan sempurna
(tidak berdasarkan skor dasar)
|
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
|
Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara
menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dibagi sesuai jumlah
anggota kelompok.
(5) Pemberian penghargaan kepada anggota
kelompok berdasarkan perolehan skor rata-rata.
Adapun kriteria yang digunakan untuk
menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok menurut Ismono dkk (2000:62) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Kelompok
|
Penghargaan
|
15
20
25
|
Good Team (tim yang bagus)
Great Team (tim yang hebat)
Super Team (tim yang super)
|
Metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mengubah perilaku siswa yang
semula pasif menjadi aktif.Berdasarkan hasil dari penelitian metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan
tingkat pemahaman siswa.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
·
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Parker (dalam Isjoni, 2007:24) mengatakan
keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:
a)
Saling ketergantungan positif.
b) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu.
c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan
pengelolaan kelas.
d) Suasana kelas yang rileks dan
menyenangkan.
e) Terjalinya hubungan yang hangat dan
bersahabat antara siswa dengan guru.
f) Memiliki banyak kesempatan untuk
mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
·
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Menurut Isjoni (2007:25) kelemahan dalam
pembelajaran kooperatif adalah:
a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran
secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu.
b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
c) Selama kegiatan diskusi kelompok
berlangsung, ada kecenderungan topik masalah yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi
seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain pasif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar