Jumat, 04 Desember 2015

pembelajaran koperatif type jigsaw


    Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
      Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang diterapkan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam keadaan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Sanjaya (2006:145). Menurut Sagala (2006:169) metode mengajar adalahcara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau menyajikan pelajaran pada khususnya.
Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan suatu bahan pelajaran pada suatu situasi tertentu.

     Pembelajaran Kooperatif
Secara sederhana pembelajaran kooperatif berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu tim (Isjoni, 2007:6). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, sehingga siswa dapat bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajaran mereka (Utomo, 2004:131).
·       Menurut Ibrahim (dalam Isjoni, 2007:27) pada dasarnya metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan yang penting, yaitu:
a)     Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beberapa tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.Beberapa ahli berpendapat bahwa metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
b)      Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain metode pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas, sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c)     Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting akan dimiliki siswa, sebab saat ini masih banyak anak muda yang masih kurang dalam keterampilan sosial.
·       Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif (Slavin dalam Isjoni, 2007:21-22).
a)     Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok.Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
b)     Pertanggung jawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 
c)     Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini, setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
       Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2007:54).Dalam penyelenggaraan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar yang heterogen, dengan menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli.Jumlah siswa yang bekerjasama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi agar kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif.Edward (dalam Isjoni, 2004:55) mengatakan kelompok yang terdiri dari 4 siswa terbukti sangat efektif. Sedangkan menurut Nurhadi dkk (2004:65) tiap anggota kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Dengan menyimpulkan beberapa uraian pendapat di atas, peneliti dalam menyelenggarakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tiap anggota kelompok dibatasi 5 atau 6 siswa. Jumlah siswa yang bekerjasama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi agar kelompok yang terbentuk dapat bekerjasama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktifitasnya (Isjoni, 2007:55).
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kelompok kecil, tiap anggota kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Kemudian siswa berkumpul dikelompok asal untuk menerima subpokok bahasan atau submateri. Materi yang akan diterapkan dalam pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw, harus materi yang dapat di pecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membutuhkan waktu yang cukup lama terutama jika siswa baru pertama kali diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah membagi kelompok, dan menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada awal pertemuan.
Adapun langkah-langkah dalam penyelenggaraan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah:
(1)  Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal dan kelompok ahli. Dalam setiap kelompok asal terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen. Kemudian mereka berkumpul dikelompok asal untuk menerima submateri, dan diberi waktu untuk mempelajarinya sebentar.
(2)  Siswa disuruh berkumpul pada kelompok ahli masing-masing untuk berdiskusi tentang submateri yang diterima.
(3)  Setelah masing-masing perwakilan tersebut selesai berdiskusi pada kelompok ahli, kemudian kembali ke kelompok asal masing-masing untuk saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya.
(4)  Siswa diberi tes atau kuis. Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah tercapai. Setelah tes dilakukan, maka guru melanjutkan penghitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok. Penghitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan skor dasar atau skor awal. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksudkan untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Pedoman pemberian skor perkembangan individu menurut Ismono dkk (2000:57) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Pedoman pemberian skor perkembangan individu
Skor Tes
Skor Perkembangan Individu
a.      Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
b.      10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar
c.      Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
d.      Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
e.      Pekerjaan sempurna (tidak berdasarkan skor dasar)
0 poin
10 poin

20 poin

30 poin
30 poin
                                                                                                                                        
Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dibagi sesuai jumlah anggota kelompok.
(5)  Pemberian penghargaan kepada anggota kelompok berdasarkan perolehan skor rata-rata.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok menurut Ismono dkk (2000:62) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
15
20
25
Good Team (tim yang bagus)
Great Team (tim yang hebat)
Super Team (tim yang super)

Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mengubah perilaku siswa yang semula pasif menjadi aktif.Berdasarkan hasil dari penelitian metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa.
      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
·       Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Parker (dalam Isjoni, 2007:24) mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:
a)     Saling ketergantungan positif.
b)     Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
c)     Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
d)     Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
e)     Terjalinya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
f)      Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
·       Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Menurut Isjoni (2007:25) kelemahan dalam pembelajaran kooperatif adalah:
a)     Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
b)     Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
c)     Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik masalah yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d)     Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain pasif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar