Banyak siswa
beranggapan bahwa mata pelajaran fisika
adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Penyebab timbulnya anggapan
tersebut, karena dalam proses pembelajaran masih banyak guru yang menggunakan
metode konvensional.
Pada pembelajaran
konvensional, guru menjadi pusat pembelajaran, berperan menstransfer informasi
sehingga siswa tidak perlu mengkonstruksi ide-idenya.Tingkat partisipasi siswa
sangat terbatas karena arus interaksi didominasi oleh guru.Bentuk penugasan
dalam metode pembelajaran konvensional ini bersifat individual. Bagaimana
kemampuan mereka bekerjasama dengan siswa yang lain, bagaimana keterampilan
mereka berkomunikasi (social skill)
dengan siswa yang lain dalam mencapai tujuan belajar kurang mendapatkan
penekanan dalam pembelajaran konvensional (Utomo, 2004:131). Hal tersebut
mengakibatkan siswa tidak tertarik terhadap cara pengajaran fisika yang
menggunakan cara konvensional.
Pengembangan dan
perbaikan metode pembelajaran tersebut perlu diupayakan.Upaya ini tidak bisa
terlepas dari guru yang mempunyai peranan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru
harus mampu mengajarkan materi fisika secara profesional. Guru yang profesional
adalah yang selalu berfikir dibawa kemana siswa, serta dengan apa mengarahkan
siswa untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan berbagai inovasi
pembelajarannya.
Sekarang ini telah
berkembang cukup banyak metode pembelajaran, salah satunya adalah metode
pembelajaran kooperatif.Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif membutuhkan
partisipasi dan kerjasama siswa dalam suatu kelompok. Metode pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih
baik. Karena dengan melaksanakan metode pembelajaran kooperatif siswa dapat
meraih keberhasilan belajar.Disamping itu, pembelajaran kooperatif bisa melatih
siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berfikir (thinking skill) maupun keterampilan
sosial (social skill), seperti
keterampilan untuk mengemukakan pendapat, bekerjasama dengan orang lain (Stahl
dalam Isjoni, 2007:23).
Dalam pembelajaran
kooperatif terdapat beberapa variasi tipe yang dapat diterapkan, diantaranya
STAD (Student Team Achievement Devision),
jigsaw, TGT (Team Games Tournament), GI (Group
Infestigation). Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang akan
diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Pemilihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikarenakan metode ini menekankan
pada keaktifan siswa dalam diskusi pada kelompok asal dan kelompok ahli.Metode jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasikan
oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkin (Ismono dkk, 2000:21).
Kualitas dan
keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih dan
mengembangkan metode pembelajaran (Budiyanto, 2004:345). Metode pembelajaran
sebagai suatu cara untuk melakukan pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Jika pemilihan metode pembelajaran tidak tepat, maka siswa akan
mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran dan berakibat tidak tercapainya
tujuan pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran oleh siswa.Keberhasilan suatu pembelajaran diukur dari sejauh mana
siswa dapat menguasai atau memahami materi yang disampaikan guru (Sanjaya,
2006:75).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar